Selama 8 Tahun Endan Tekuni Jualan Jajanan Bandros Keliling
Kota Cimahi- Suara Pakta News.com- Kue Bandros, biasa disebut Bandros saja, jajanan tradisionil klasik yang saya temui di Kota Cimahi, saya sudah mengenal bandros ini sejak saya kecil di tahun 1990-an. Rasa bandros yang Gurih, pas dinikmati ditemani segelas kopi panas atau kopi susu.
Dibalik renyah dan manisnya rasa bandros ternyata tersimpan kisah perjuangan hidup yang menarik dari pedagangnya, sebut saja Endan (38) Asli Garut yang berjualan Bandros di kota Cimahi sudah 8 tahun berjualan Bandros.
Seperti halnya di Kota Cimahi, pedagang Bandros keliling, Endan (38) pria asal Garut ini tetap konsisten selama 8 tahun menjalankan usahanya berjualan Bandros keliling.
Mang Endan yang telah berkeluarga, mempunyai istri dan telah dikarunia 2 orang anak ini tetap semangat berjualan Bandros ditengah banyaknya jajanan atau makanan yang Up-to date dan modern.
Ia mengatakan bahwa usaha berjualan Bandros adalah selain untuk mencari nafkah adalah ingin menjaga jajanan khas Pasundan serta menjaga kelestarian makanan kearifan lokal agar jangan sampai hilang digerus jaman. Dan itu sebabnya Ia tetap bertahan dengan profesinya berjualan Bandros selama 8 tahun.
“Selain daripada mencari nafkah, saya ingin menjaga jajanan atau makanan Kearifan lokal khas kota Cimahi Jawa Barat ini tetap eksis ditengah masyarakat meski banyak makanan atau jajanan modern yang semakin menjamur,” ucap Mang Endan dengan logat bahasa Sunda kepada wartawan di sekitaran depan kantor Bank Rakyat Indonesia (Bari), (16/06/2024).
Mang Endan mengatakan, bahwa masyarakat masih tetap menyukai jajanan Bandros meski banyak makanan lain dengan berbagai inovasi modern tanpa henti menghantam usahanya yang tetap konsisten berjualan makanan tradisional.
“Alhamdulillah, dagangan saya selalu habis terjual, dan tidak merasa tersaingi oleh jajanan atau makanan lain karena masih banyak yang menyukai makanan tradisional Bandros ini, dan Alhamdulillah dagangan saya selalu habis dibeli oleh pelanggan dari berbagai kalangan. Baik itu generasi zilenial, milenial, dan kolonial seperti saya ini,” Kata Mang Endan, (**)
Posting Komentar